Kami berkesempatan Departemen Pariwisata untuk mengunjungi Kete Kesu di Toraja baru-baru ini. Ada seorang remaja yang bekerja sebagai panduan.
Namanya Sandi Todingan, yang berasal dari tongkonan Untuk Sendana. Saat berusia 15 tahun dan bekerja sebagai pemandu di makam gua Malilin Kete Kesu.
"Dari usia 5 tahun telah belajar untuk menjadi panduan ke gua," kata Sandy.
Serikat mulai belajar tentang adat Toraja langsung dari neneknya. Ini membuat belajar tentang sejarah nenek moyang mereka.
Tidak seperti usianya mereka masih di sekolah. Arena tidak melanjutkan pendidikan. Ketika ditanya tentang studinya, Sandy enggan berkomentar.
"Ya aja sekolah enggak," kata Sandy.
Arena akan mulai bekerja di 7: 00-13: 12:00. ia duduk di depan gua Malilin menunggu pengunjung untuk datang dan menawarkan jasa mereka.
Fasilitas yang disediakan berupa senter dengan harga Rp 20.000 sekali utang. Wisatawan bisa membayar untuk layanan seikhlasnya Anda.
Wisatawan akan diajak untuk pergi ke setiap sudut gua. Karena ukuran sebuah gua kecil, tur akan berlangsung hanya dalam waktu 15 menit.
Pada saat kunjungan, Sandy akan menceritakan tentang sejarah dan adat istiadat pemakaman leluhur Toraja secara penuh. Bahkan wisatawan yang nakal juga sejarah wisatawan Toraja diaktifkan akan keluar dari itu.
"Kebanyakan hanya menawarkan pengunjung di negeri ini. Karena jika di luar negeri telah biasanya diambil oleh agen dari hotel," kata Sandy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar